Sunday, November 4, 2018

Si Manis Berujung Kronis


Gula tidak semanis yang kita kira

Diabetes. Secara umum kita sering menyebutnya sebagai penyakit “gula”, dimana kondisi badan tidak dapat memproduksi insulin di dalam tubuh secara benar. Hal ini menyebabkan kenaikan tingkatan kadar gula dalam tubuh secara berlebihan, melebihi jumlah yang diperlukan.

Penyakit diabetes yang biasa kita kenal dengan penyakit gula ini, ternyata tidaklah semanis yang kita pikirk dan bayangkan. Faktanya, organisasi kesehatan dunia WHO di tahun 2014 mencatat kurang lebih 99.400 jiwa meninggal dunia karena diabetes, di Indonesia sendiri. Data tersebut tidak termasuk data yang meninggal terdapat kadar gula darah yang tinggi dalam darahnya, yang mana terhitung 157.500 jiwa. Organisasi diabetes internasional seperti IDF, memperkirakan jumlah kematian karena diabetes akan terus meningkat hingga tahun 2045. Data tersebut menggambarkan penyakit “gula” tidaklah semanis yang kita kira.

Seperti apa tipe anda?

Penyakit diabetes dapat digolongkan kedalam 2 tipe: tipe 1 dan tipe 2. Dua tipe ini memiliki “kelebihannya” masing-masing. Apabila sesorang didiagnosa memiliki diabetes tipe 1, dapat diartikan pankreas orang tersebut tidak dapat memproduksi insulin secara berkala. Insulin merupakan hormon peptida dalam tubuh yang diproduksi oleh sel beta pankreas.

Berbeda dengan diabetes tipe 2, dimana tubuh anda dapat memproduksi hormon insulin, akan tetapi jumlahnya tidak cukup bagi keperluan tubuh anda. Dalam kata lain, tubuh anda tidak dapat menggunakan insulin secara baik dan benar.

Seseorang yang menghidap penyakit diabetes ini dapat merasakan gejala-gejalanya dan terkadang juga tidak dapat merasakan gejala apapun, hal ini bergantung dengan sebaik apa anda dapat mengkontrol kadar gula dalam darah anda. Gejala jagka pendek dari tingginya kadar gula dalam darah dapat dirasakan secara berkala, seperti sering kehausan atau lapar, dan juga seringnya buang air kecil. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak biasa, gejala-gejala ini dapat berdampak pada cara tidur anda.

Studi riset: Mengapa diabetes pengaruhi kemampuan untuk tidur?

Pada studi tahun 2012, para peneliti menelaah tentang kaitannya gangguan tidur dengan diabetes. Gangguan tidur yang dimaksud termasuk; susahnya untuk tertidur atau tetap tertidur, dan terlalu banyak tidur. Hasil studi menemukan hubungan yang jelas antara gangguan tidur dan diabetes. Para peniliti mengatakan, kurangnya tidur merupakan faktor resiko yang signifikan untuk bagi diabetes, yang mana terkadang dapat kita kontrol.

Menghidap diabetes tidak selalu berarti tidur anda akan terkena dampaknya. Hal ini lebih mengarah kepada gejala-gejala diabetes apa saja yang anda rasakan dan bagaimana anda mengelolanya. Gejala tertentu lebih memungkinkan untuk timbulkan masalah ketika anda mencoba untuk tidur, seperti tingginya kadar gula dalam darah dapat sebabkan seringnya buang air kecil. Jika gula darah anda tinggi pada malam hari, anda bisa berakhir dengan terbangunnya pada saat tidur untuk gunakan kamar mandi.

Disamping itu, ketika tubuh anda memiliki ekstra glukosa dalam darah, hal ini dapat menarik air dalam jaringan tubuh. Hal tersebut dapat membuat anda dehidrasi, dan berikan dorongan untuk mengambil air minum pada saat tidur.

Selain hal tersebut, gejala rendahnya kadar gula dalam darah, seperti kegoyahan, pusing, dan keringatan, dapat berdampak pada tidur anda.

Kurang tidur pengaruhi diabetes

Para ahli mengasosiasikan atau mengaitkan kurangnya tidur dengan keseimbangan perubahan hormon yang dapat pengaruhi asupan makanan dan berat badan. Jika anda memiliki diabetes, anda akan berhadapan dengan tantangan yang berulang-ulang kali. Hal tersebut sering dan umum terjadi untuk mengimbangi kurangnya tidur, dengan cara memakan jumlah makanan yang diperlukan untuk mendapatkan energi lewat kalori. Namun hal ini dapat meningkatkan tingkatan kadar gula anda dan membuat anda kesulitan untuk capai jumlah waktu tidur yang lumayan dan cukup.

Kurangnya tidur jugadiketahui meningkatkan resiko obesitas. Obesitas dapat tingkatkan resiko mengembangkan tipe 2 diabetes.

Gangguan tidur pada diabetesi?

Berguling dan berputar-putar pada saat tidur sepanjang malam adalah hal lazim atau biasa pada seseorang yang menghidap diabetes. Beberapa gangguan tidur dan gangguan lainnya yang pengaruhi tidur merupakan hal biasa terjadi pada seseorang yang menghidap penyakit gula  ini. Berikut ini adalah gangguan tidur apa saja yang erat berhubungan dengan diabetes atau yang biasa kita kenal penyakit gula.

Sleep apnea

Sleep apnea adalah kondisi atau kelainan tidur yang sering dijumpai pada seseorang yang terjangkit penyakit diabetes. Kelainan ini merupakan kondisi di mana napas anda berhenti secara berulang saat tidur dan dapat secara otomatis kembali lagi.

Dalam studi tahun 2009, peneliti temukan sekitar 86 persen dari partisipan yang memiliki gangguan tidur sleep apnea, terjangkit diabetes. Dari grup partisipan ini, kurang lebih 55 persen terjangkit diabetes yang sudah parah dan memerlukan penanganan.

Artikel Terkait

Si Manis Berujung Kronis
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email